Tidak Ada Pasangan Yang Sempurna

19.52 Unknown 0 Comments

Malam minggu horor balik lagi, hujan pula!
Tapi tenanglah wahai sahabat, malam ini gue sempetkan nulis postingan sebelum pergi malam mingguan HAHAHAHAHA

Mau bahas apa? Gue mau bahas tentang pasangan yang sempurna, langsung aja gue bahas dibawah ini.
***


Menurut kalian, pasangan yang bakal awet itu yang kayak gimana?

Yang banyak persamaan?
Yang banyak kecocokan?
Yang selalu bersama?
Yang bisa menerima apa adanya?
Yang bisa mengubah kita jadi orang yang lebih baik?

Hari kamis kemarin gue ada meeting project rumah sakit bareng ownernya, karena udah kelar akhirnya gue duduk diluar sambil mainan drone bareng sama Ridho. Gue mainan bareng teman kantor tapi beda divisi, gue ketua divisi arsitektur sedangkan teman gue divisi sipil. Entah dia kesambet atau mabok kebanyakan ngitung RAB bangunan, tiba-tiba dia nyeletuk.

“Lu nanti bakalan nikah gak iz?”

Pertanyaan itu sukses membuat gue melirik sinis kearah Ridho, mungkin didalam hatinya dia beranggapan kalau gue bisa bereproduksi dengan cara membelah diri. “Ya bakal nikahlah mas..” jawab gue.

“Emang lu udah dapetin pasangan yang sempurna?”

“Ngapain cari pasangan yang sempurna? Emang pasangan yang sempurna itu kayak apa sih?” gue malah balik tanya sambil ngunyah tumis, sisa jajanan meeting tadi.

Ridho menggaruk-garuk kepalanya, seolah ada ulat bulu dikulit kepalanya. “Ya yang punya banyak kesamaan minat, kesamaan tingkat kecerdasan, jadinya kalau ngobrol bisa nyambung terus.”

Gue ketawa denger jawaban itu. “Gak perlu pasangan model begitu. Itu bukan jaminan lu bakalan punya hubungan yang langgeng, Dho”

“Kok bisa gak langgeng? Bukannya kalau obrolan nyambung mulu artinya kita bakal ngerasa betah sama pasangan ya?!”

“Gak ada jaminan kita bakalan ngerasa betah sama pasangan. Karena kita ini manusia, kita bisa bosan dengan apapun yang kita punya di dunia ini. Sekeren dan secantik apapun itu.”

Lanjut gue. “Hidup itu akan selalu berwarna. Akan ada banyak masalah yang bakal kita hadapi. Gak perlu kita tambah dengan pasangan yang sering ngajakin berantem, cari pacaran yang kalem aja. Yang bisa menghormati apa yang kita suka. Pasangan yang punya level kecerdasan sama itu biasanya gak selalu nyambung dan nyaman ngobrolnya, tapi malah berantem karena sama-sama ngerasa opininya benar.”
***
Kenapa gue bilang demikan? Karena gue jadi inget jaman sekolah dulu, gue punya gebetan  anak IPA. Tiap hari bukannya kita bisa ngobrol enak, tapi malah saling debat tentang teori siapa penemu bola lampu yang sebenarnya, Thomas Alva Edison atau Joseph Wilson Swan. Iya, dalam hubungan itu, akhirnya kami jarang ngomongin tentang pacaran malah sring debat teori-teori pelajaran.

Jadi guys, dari obrolan diatas bisa gue disimpulkan beberapa hal:

Bahwa pasangan yang sempurna itu bukan jaminan untuk mendapatkan hubungan yang bahagia. Justru pasangan yang sama-sama punya kekurangan itu bakal bisa menjalani hubungan dengan lancar karena mereka akan saling mencoba untuk melengkapi.

Kadang gue mikir, pasangan yang bakal bikin gue bahagia itu pasangan yang sesuai kriteria. Tapi ternyata kalau cinta sudah bicara, pasangan itu bisa datang dari luar kriteria. Sial, ternyata benar kata orang-orang, cinta itu gak bisa dirumusin dengan teori.

Seindah apapun pasangan kita, kalau setiap hari yang kita temui adalah dia, pastinya bakal ada rasa bosan juga. Gue jadi nyadar, gak ada pertengkaran yang berawal dari ketidakcocokan atau perbedaan. Pertengkaran dalam hubungan itu biasanya didorong oleh kebosanan.

Gak percaya? Saat kita sedang mabuk cinta, apakah kita akan mempermasalahkan perbedaan? TIDAK!. Mau si gebetan bau ketek kek, jarang ganti kaos kaki kek, atau suka kentut dengan efek vibra kek *sori ini bukan km loh nye* pasti bakal kita maklum. Kenapa? Karena orang yang sedang dimabuk cinta itu toleransinya luar biasa, seoalah IQnya turun 30 poin, sedangkan orang yang bosan sama pasangan, masalah-masalah kecil akan dijadikan keluhan dan tumbuhlah bibit pertengkaran.

Ditambah lagi, rasa bosan itu bisa diciptakan ilusi seakan-akan kita menemukan “orang-yang-lebih-baik” dan masuklah orang ketiga ditengah-tengah hubungan. Padahal, kalau akhirnya kita bubar sama pasangan lalu memilih ”orang-yang-lebih-baik”, nantinya juga bakal bosan lagi, lalu sadar bahwa orang itu adalah orang yang sama aja. Jadi kalau udah nemu pasangan yang sudah oke, jangan tergiur dengan ilusi “orang-yang-lebih-baik”. Karena faktanya, dia bukan lebih baik dari pasangan kita yang sekarang, Cuma lebih baru aja.

Jadi, selama kita dengan pasangan yang selalu mempu untuk menjaga antusiasme dalam menjalani hubungan dan mampu melawan rasa kebosanan, kita bakal merasa punya pasangan yang tepat, meski bukan pasangan yang sempurna, tapi itu adalah tipe pasangan yang paling kita butuhkan.

Dan catatan terakhir gue tentang topik pasangan ini adalah, Bisa bikin banyak orang jatuh cinta di waktu yang sama itu hal biasa. Tapi kalau bisa berkali-kali bikin jatuh cinta orang yang sama itu baru luar biasa. #AZEK


This is the end of post. Semoga lo bisa mendapatkan pengertian baru tentang pasangan dari postingan ini!  Arigatou, danke! :D

0 komentar: