Tidak Ada Pasangan Yang Sempurna
Malam minggu
horor balik lagi, hujan pula!
Tapi tenanglah
wahai sahabat, malam ini gue sempetkan nulis postingan sebelum pergi malam
mingguan HAHAHAHAHA
Mau bahas apa?
Gue mau bahas tentang pasangan yang sempurna, langsung aja gue bahas dibawah
ini.
***
Menurut
kalian, pasangan yang bakal awet itu yang kayak gimana?
Yang banyak
persamaan?
Yang banyak
kecocokan?
Yang selalu
bersama?
Yang bisa
menerima apa adanya?
Yang bisa
mengubah kita jadi orang yang lebih baik?
Hari kamis
kemarin gue ada meeting project rumah sakit bareng ownernya, karena udah kelar
akhirnya gue duduk diluar sambil mainan drone bareng sama Ridho. Gue mainan
bareng teman kantor tapi beda divisi, gue ketua divisi arsitektur sedangkan
teman gue divisi sipil. Entah dia kesambet atau mabok kebanyakan ngitung RAB
bangunan, tiba-tiba dia nyeletuk.
“Lu nanti
bakalan nikah gak iz?”
Pertanyaan itu
sukses membuat gue melirik sinis kearah Ridho, mungkin didalam hatinya dia
beranggapan kalau gue bisa bereproduksi dengan cara membelah diri. “Ya bakal
nikahlah mas..” jawab gue.
“Emang lu udah
dapetin pasangan yang sempurna?”
“Ngapain cari
pasangan yang sempurna? Emang pasangan yang sempurna itu kayak apa sih?” gue
malah balik tanya sambil ngunyah tumis, sisa jajanan meeting tadi.
Ridho
menggaruk-garuk kepalanya, seolah ada ulat bulu dikulit kepalanya. “Ya yang
punya banyak kesamaan minat, kesamaan tingkat kecerdasan, jadinya kalau ngobrol
bisa nyambung terus.”
Gue ketawa
denger jawaban itu. “Gak perlu pasangan model begitu. Itu bukan jaminan lu bakalan
punya hubungan yang langgeng, Dho”
“Kok bisa gak
langgeng? Bukannya kalau obrolan nyambung mulu artinya kita bakal ngerasa betah
sama pasangan ya?!”
“Gak ada
jaminan kita bakalan ngerasa betah sama pasangan. Karena kita ini manusia, kita
bisa bosan dengan apapun yang kita punya di dunia ini. Sekeren dan secantik
apapun itu.”
Lanjut gue.
“Hidup itu akan selalu berwarna. Akan ada banyak masalah yang bakal kita
hadapi. Gak perlu kita tambah dengan pasangan yang sering ngajakin berantem,
cari pacaran yang kalem aja. Yang bisa menghormati apa yang kita suka. Pasangan
yang punya level kecerdasan sama itu biasanya gak selalu nyambung dan nyaman
ngobrolnya, tapi malah berantem karena sama-sama ngerasa opininya benar.”
***
Kenapa gue
bilang demikan? Karena gue jadi inget jaman sekolah dulu, gue punya
gebetan anak IPA. Tiap hari bukannya
kita bisa ngobrol enak, tapi malah saling debat tentang teori siapa penemu bola
lampu yang sebenarnya, Thomas Alva Edison atau Joseph Wilson Swan. Iya, dalam
hubungan itu, akhirnya kami jarang ngomongin tentang pacaran malah sring debat
teori-teori pelajaran.
Jadi guys,
dari obrolan diatas bisa gue disimpulkan beberapa hal:
Bahwa
pasangan yang sempurna itu bukan jaminan untuk mendapatkan hubungan yang
bahagia. Justru pasangan yang sama-sama punya kekurangan itu bakal bisa
menjalani hubungan dengan lancar karena mereka akan saling mencoba untuk
melengkapi.
Kadang
gue mikir, pasangan yang bakal bikin gue bahagia itu pasangan yang sesuai
kriteria. Tapi ternyata kalau cinta sudah bicara, pasangan itu bisa datang dari
luar kriteria. Sial, ternyata benar kata orang-orang, cinta itu gak bisa
dirumusin dengan teori.
Seindah
apapun pasangan kita, kalau setiap hari yang kita temui adalah dia, pastinya
bakal ada rasa bosan juga. Gue jadi nyadar, gak ada pertengkaran yang berawal
dari ketidakcocokan atau perbedaan. Pertengkaran dalam hubungan itu biasanya
didorong oleh kebosanan.
Gak
percaya? Saat kita sedang mabuk cinta, apakah kita akan mempermasalahkan
perbedaan? TIDAK!. Mau si gebetan bau ketek kek, jarang ganti kaos kaki kek,
atau suka kentut dengan efek vibra kek *sori ini bukan km loh nye* pasti
bakal kita maklum. Kenapa? Karena orang yang sedang dimabuk cinta itu
toleransinya luar biasa, seoalah IQnya turun 30 poin, sedangkan orang yang
bosan sama pasangan, masalah-masalah kecil akan dijadikan keluhan dan tumbuhlah
bibit pertengkaran.
Ditambah
lagi, rasa bosan itu bisa diciptakan ilusi seakan-akan kita menemukan
“orang-yang-lebih-baik” dan masuklah orang ketiga ditengah-tengah hubungan.
Padahal, kalau akhirnya kita bubar sama pasangan lalu memilih
”orang-yang-lebih-baik”, nantinya juga bakal bosan lagi, lalu sadar bahwa orang
itu adalah orang yang sama aja. Jadi kalau udah
nemu pasangan yang sudah oke, jangan tergiur dengan ilusi
“orang-yang-lebih-baik”. Karena faktanya, dia bukan lebih baik dari pasangan
kita yang sekarang, Cuma lebih baru aja.
Jadi,
selama kita dengan pasangan yang selalu mempu untuk menjaga antusiasme dalam
menjalani hubungan dan mampu melawan rasa kebosanan, kita bakal merasa punya
pasangan yang tepat, meski bukan pasangan yang sempurna, tapi itu adalah tipe
pasangan yang paling kita butuhkan.
Dan
catatan terakhir gue tentang topik pasangan ini adalah, Bisa bikin banyak orang jatuh cinta di waktu yang sama itu hal biasa.
Tapi kalau bisa berkali-kali bikin jatuh cinta orang yang sama itu baru luar
biasa. #AZEK
This
is the end of post. Semoga lo bisa mendapatkan pengertian baru tentang pasangan
dari postingan ini! Arigatou, danke! :D
0 komentar:
Posting Komentar